Halaman

Minggu, 21 Juni 2015

Sudut Pandang Lain Dalam Menghapal Al-Quran


Bulan Ramadhan yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi insan dan penjelasan-penjelasan dari petunjuk itu serta pembeda (antara kebenaran dan kebathilan)………
(QS.Al-Baqarah:185).

Kejayaan umat terdahulu yaitu dari pengamalan mereka terhadap nilai-nilai Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya dibaca, namun lebih dari itu mereka merenungi maknanya untuk lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya hal ini juga sanggup diterapkan oleh kaum muslimin sampaumur ini. Sebab Al-Qur’an yaitu mukjizat Nabi, yang berisikan tema-tema terbaik dalam duduk perkara pendidikan umat, peradaban dan budpekerti mulia. Bangsa Arab waktu itu benar-benar bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dalam arti disamping mereka melantunkan Al-Qur’an dengan penjiwaan juga mereka terapkan kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan mereka, sehingga mereka menjadi bangsa yang beradab meskipun awalnya mereka yaitu komunitas barbar.

Terkait dengan hal ini, Rasulullah Saw bersabda :

مثل المؤمن الذي يقرأ القرأن كمثل الاتروج  طعمه حلو  وريحه طيب.)رواه مسلم(
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an itu ibarat jeruk manis, rasanya cantik dan baunya harum.” (HR Muslim)



Sudut pandang lain dalam menghapal Al-Quran

1. Hafal dengan tidak harus hafal. Tapi nikmati dikala sebuah ayat atau tema quran menyerap dan berchemistry dengan kita.

2. Tidak tergesa-gesa tapi bersegera. Nikmati dikala ayat-ayat & kandungannya mengalir dalam alam pikiran kita.

3. Bukan untuk khatam tapi untuk setia. Bukan berpikir akibat dan tuntas lalu kita tinggalkan. Tapi kita membutuhkan dan merindukan.

4. Senang dirindukan ayat. Ketika sulit dalam sebuah ayat maka itulah tandanya ayat ini ingin bercengkrama lebih lama.

5. Menghafal sesuap-sesuap. Tidak perlu kita makan dengan sendok teh atau sendok tembok. Cukup dengan sendok yg suapannya pas.

6. Fokus pada perbedaan abaikan persamaan. Temukan ayat yang sama untuk dihafalkan sehingga tinggal kita hapalkan ayat sebelum & sesudahnya.

7. Utamakan durasi. Menikmati maka berdampak pada durasi bukan banyaknya ayat.

8. Pastikan ayatnya bertajwid. Bacaan jangan salah, alasannya yaitu itu akan melekat & sulit diperbaiki.
Facebook Twitter Google+

Back To Top