Halaman

Selasa, 11 Maret 2014

Paradigma Gres Perihal Seni Ketangkasan Domba Garut

Silaturrahmi rutin yang terus dijalin, seringnya di adakan Seni Ketangkasan domba garut yang dijadikan sebagai sarana pertemuan antarpemilik, peternak dan pencinta domba adu. Ini di karenakan Setiap dua ahad sekali para anggota HPDKI Pamidangan Cikawati yang berada Di Desa Pakuhaji – Kabupaten Bandung Barat maupun masyarakat umum pencinta maupun penikmat ketangkasan domba tubruk (garut).


Silaturahmi di antara komunitas tidak hanya sekadar tiba untuk melatih domba mereka dengan cara diadukan. Acara yang digelar juga dijadikan ajang saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, sampai banyak sekali permasalahan yang ada kaitannya dengan hobi dan kecintaan mereka terhadap domba garut. "Tidak sedikit di antara kami mengakibatkan pertemuan sebagai ajang transaksi jual beli.

Ya, memang banyak hal yang sanggup didapat dari pertemuan di dikala latihan bersama para anggota HPDKI Pamidangan Cikawati . Hal itu tidak hanya dirasakan para anggotanya, tetapi juga masyarakat yang tidak mempunyai domba tubruk sekalipun.

Komunitas domba Garut yang tergabung dalam HPDKI Pamidangan Cikawati , bukan hanya monopoli pemilik domba tubruk atau peternak domba. Sejumlah seniman ibing pencak juga selalu berkesempatan bergabung untuk unjuk kebolehan sekadar membawakan beberapa jurus dikala domba di pakalangan sedang diadu diiringi kendang pencak.


Meski tidak turut bergabung dalam HPDKI Pamidangan Cikawati , jumlah penari ibing yang terdiri dari belum dewasa kamum muda bahkan kebanyakan kaum usia lanjut yang secara rutin selalu hadir di setiap asuh tanding, apalagi kalau dikumpulkan dan dibentuk wadah,

Perubahan paradigma usang domba tubruk terus dilakukan, antara lain melalui perubahan peraturan oleh organisasi HPDKI Tak heran kalau arena tubruk ketangkasan dikala ini lebih menjadi arena seni dan budaya, tempat bertemunya antar peternak, penghobi, showroom, transaksi bibit domba berkualitas, serta objek wisata.

Selain merupakan belahan dari pelestarian nilai-nilai kasundaan, komunitas domba garut HPDKI Pamidangan Cikawati juga merupakan pasukan pelestari seni budaya Sunda, mulai dari berpakaian alasannya yakni dikala tiba ke pamidangan mereka umumnya mengenakan pakaian kampret (pakaian hitam) berikut iket (ikat kepala) dan seiring berjalannya waktu Para pencinta seni ketangkasan juga di jadikan sebagai Fashion musim di kalangan para pemilik dan pencinta juga salah satunya yakni topi laken ( Topi dari kulit berbentuk bulat yang di hiasai oleh manik-manik dan bulu ayam ).

Sebagai suplemen accessories yang tak terlupakan para pencinta seni ketangkasan domba garut akan lebih gagah dan berwibawa kalau mengenakan ikat pinggang yang di desain khusus yang terbuat dari kuli juga yang harganya sanggup mencapai ratusan ribu.



Mengenai keberadaan komunitas HPDKI Pamidangan Cikawati , itu bukan hanya sekadar wadah untuk bergabung dalam berorganisasi. Selebihnya korelasi yang terjadi di pamidangan Cikawati lebih kepada korelasi insan dengan insan dan insan kepada alam. Karena kecintaannya, setiap pemilik, peternak, pencinta, maupun penyuka seni ketangkasan domba adu, tidak segan-segan uintuk bertandang ke luar tempat ataupun sebaliknya.



Facebook Twitter Google+

Back To Top